Jumat, 25 Mei 2012

CA. CERVIKS


Tugas Keperawatan Maternitas II

STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2012
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang  berjudul ASUHAN KEPERAWATAN CA SERVIKSdapat diselesaikan dengan baik dan pada  waktu yang diharapkan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung terselesainya makalah ini.
            Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan baik dari segi, terutama literature atau bahan yang kami miliki. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah berikutnya.
            Akhir kata, semoga makalah dapat memberikan dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca khususnya bagi para perawat yang akan terjun dalam pelayanan kesehatan dan para mahasiswa keperawatan sebagai bekal dimasa mendatang.


                                                                 Kendari,    April  2012

                                                               KELOMPOK III










DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI             ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang  ......................................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah  .................................................................................................... 2
C.     Tujuan             ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Bronchopneumoni  .................................................................................................... 3
B.     TB Paru           ........................................................................................................... 6
C.     Asma Bronchial......................................................................................................... 8
BAB III TINJAUAN KASUS
A.    Pengkajian       ........................................................................................................... 12
B.     Diagnosa         ........................................................................................................... 26
C.     Intervensi        ........................................................................................................... 26
D.    Penyimpangan KDM Bronchopneumoni    ............................................................... 28
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan     ........................................................................................................... 29
B.     Saran                .......................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang 
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya. Normalnya, sel mati seimbang dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami malignasi/keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen (Daniele Gale, 1996).

Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden Ca Cervix adalah : usia, ras, etnik, status sosial ekonomi, pola seksual, perokok, dan terpajan virus terutama virus HPV. Pada usia 45-55 merupakan puncak insiden terjadinya Ca cervix. Wanita Amerika asal Afrika dan asal Hispanik mempunyai angka kejadian yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok masyarakat kulit putih (Causasian). Pada wanita yang aktif menjalankan aktivitas seksual di waktu muda serta berganti-ganti pasangan mempunyai resiko yang lebih besar.
Ada dua tipe dalam pembagian Ca cervix, yaitu : Ca tipe Skuamosa dan Tipe Adenokarsinoma. Karsinoma Skuamosa insidennya mencapai 80-95% dan sering terjadi pada usia lanjut. Dan sisanya merupakan insiden dari Adenokarsinoma yang sering terjadi pada wanita muda dan biasanya Ca ini berkembang menjadi sangat agresif.
Menurut Gale tidak ada tanda yang spesifik pada kasus Ca ini. Pada kasus ini tidak selalu tampak tumor, tetapi kadang terjadi perdarahan karena ulserasi pada permukaan cervix. Adanya perdarahan inilah yang mengharuskan wanita ini datang ke pusat pelayanan kesehatan, adanya nyeri abdomen dan punggung bawah mungkin dapat menjadikan petunjuk bahwa penyakit ini telah berkembang dengan sangat cepat.







B.     Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan kami angkat berdasarkan latar belakang diatas, yaitu:
1.         Konsep Medis CA Serviks
2.         Konsep Asuhan Keperawatan CA Serviks
3.         Penyimpangan KDM CA Serviks

C.    Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan dari makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1.         Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan konsep medis CA Serviks
2.         Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan konsep asuhan keperawatan CA Serviks
3.         Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan penyimpangan KDM  CA Serviks
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    KONSEP MEDIS CA SERVIKS
1.      Definisi
Kanker servik atau kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina) sebagai akibat dari adanya pertumbuhan yang tidak terkontrol (Winkjosastro, 1999).
Kanker serviks adalah penyakit akibat dari tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya.
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya. Normalnya, sel mati seimbang dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami malignasi/keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen.

2.      Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
·      Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda.
·      Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.  Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
·      Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.

·      Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks.
·      Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan.  Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
·      Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi.  Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
·      Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.

3.      Manifestasi Klinik
Pada tahap awal terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidakteraturan siklus haid (irregularitas), amenorrhe, hiperamenorrhe, juga adanya pengeluaran sekret vagina yang sering atau perdarahan intermenstrual dan pada post koitus dan latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit yaitu darah yang keluar berbentuk makoid.
Nyeri dirasakan dapat menjalar ke ekstremitas bagian bawah dari daerah lumbal. Pada tahap lanjut gejala yang mungkin dan bisa timbul lebih bervariasi.
Sekret dari vagina berwarna kuning, berbau, dan terjadinya instansi vagina serta mukosa vulva. Perdarahan pervagina akan semakin sering terjadi pada nyeri semakin progresif.
Pada tahap yang lebih lanjut dapat terjadi komplikasi vistul vesika vagina. Sehingga urine dan feces dapat keluar melalui vagina. Gejala lain yang dapat terjadi adalah nausea, muntah, demam, dan anemia.

4.      Patofisiologi
Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali dengan adanya perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia tidak melibatkan seluruh lapisan epitel serviks, yang dibagi menjadi displasia ringan, sedang dan berat. Displasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regresi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon. Displasia adalah neoplasma serviks intraepitel (CIN). Tingkatan adalah CIN 1 (displasia ringan), CIN 2 (displasia sedang), CIN 3 (displasia berat dan insitu).
Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun, perkembangan tersebut menjadi bentuk invasi pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif, carsinoma insitu yang diawali fase statis dalam waktu 10 – 12 bulan berkembang menjadi bentuk invasi pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofilik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks. Para metrium dan pada akhirnya dapat meluas ke arah segmen bawah uterus dan cavum uterus. Penyebab kanker ditentukan oleh stadium dan ukuran tumor, jenis histologik dan ada tidaknya invasi ke pembuluh darah, anemis, hipertensi dan adanya demam.

5.      Pencegahan
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya Ca serviks ini, yaitu :
·         Jaga kesehatan dan daya tahan tubuh dengan cara konsumsi makanan bergizi. Jalani pola hidup sehat dengan cara makan sayuran, buah dan sereal. Perbanyak makanan yang mengandung vitamin A, C dan E serta asam folat untuk mengurangi risiko kanker leher rahim.
·         Hindari hubungan seks di usia dini. Hindari berhubungan badan dengan banyak partner karena HPV menular melalui hubungan seksual. Hindari berhubungan sex selama masa haid/menstruasi.
·         Hindari merokok, karena penggunaan tembakau dapat menyebabkan kanker.
·         Rutin melakukan screening berupa pap smear atau IVA untuk deteksi kanker serviks secara dini.
·         Vaksinasi dapat dilakukan pada perempuan usia 10-55 tahun dengan jadwal suntikan sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan 0, 1 dan 6. Vaksin HPV akan meningkatkan daya imun anak sehingga lebih resistan terhadap virus.

6.      Pemeriksaan Diagnostik
·      Sitologi/Pap Smear (Prostatic Acid Phosphate)
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
·      Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
·      Kolposkopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan : dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan : hanya dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelainan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
·      Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali.
·      Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
·      Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput sendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan para serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
·      Pemeriksaan secara radiologis (CT Scan dan MRI) untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran lokal dari ca tersebut.
·      Servikografi.
·      Gineskopi.
·      Pap net/pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive.

7.      Penanganan
Secara medis pengobatan kanker serviks dapat dilakukan dengan Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser bagi yang baru mengalami keabnormalan sel. Jika penyakit telah sampai pada tahap pra-kanker dan kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk penyembuhannya, antara lain:
·         Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.
·         Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.

Ø  Terapi
*   Irradiasi
-       Dapat dipakai untuk semua stadium
-       Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
-       Tidak menyebabkan kematian seperti operasi
*   Komplikasi irradiasi
-       Kerentanan kandung kencing
-       Diarrhea
-       Perdarahan rectal
-       Fistula vesico atau rectovaginalis
*   Operasi
-       Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II.
-       Operasi schauta, histerektomi vagina yang radikal.
*   Kombinasi
-       Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran ke sistem limfe dan peradaran darah.
*   Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5% dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, dianggap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.
























B.       ASUHAN KEPERAWATAN CA SERVIKS

Contoh Kasus CA Serviks :
Ny. B berumur 50 tahun dengan status pernikahan kawin, datang ke RS dengan keluhan utama nyeri pada perut dan mual, dimana sifat keluhannya hilang timbul. Skala nyeri yang dirasakan yaitu pada skala 4. Mulai timbulnya keluhan ini ditandai dengan keluar darah dari jalan rahim. Dari riwayat keluarga klien belum ada yang menderita penyakit ini sebelumnya. Klien tampak lemah dengan tanda-tanda vitalnya : TD 110/70 mmHg, nadi 90 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36 0C dan BB 48 kg.

1.    Pengkajian
a)   Biodata
Ø  Identitas pasien :
Nama                   :   Ny. B
Umur                   :   50 tahun
Jenis kelamin       :   Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Suku                    :   Bugis
Pendidikan          :   SMA
Pekerjaan             :   IRT
Alamat                 :   JL. Budi Utomo

Ø  Identitas penanggung :
Nama                   :   Tn. A
Umur                   :   53 tahun
Jenis kelamin       :   Laki-laki
Status perkawinan   :   Kawin
Suku                    :   Bugis
Pekerjaan             :   Wiraswasta
Agama                 :   Islam
Alamat                 :   JL. Budi Utomo
Hubungan dengan klien : Suami

b)   Riwayat Kesehatan Sekarang
a.    Keluhan utama : Nyeri pada perut dan mual.
b.    Riwayat keluhan utama : Mulai timbulnya keluhan ini ditandai dengan keluar darah dari jalan rahim. Dimana sifat keluhannya hilang timbul, yang dirasakan pada bagian perut dengan keluhan yang menyertai yaitu muntah

c)    Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a.       Klien tidak ada riwayat alergi.
b.      Klien tidak merokok.
c.       Klien tidak pernah minum-minuman yang beralkohol.

Pola reproduksi :
-          Menarche              : 15 tahun
-          Siklus haid                        : 5 – 7 hari
-          Sifat darah                        : Encer
-          Warna                    : Merah tua
-          Dysmenorrhoe       : Tidak ada

d)   Riwayat Kesehatan Keluarga
G3
G1
G2
 















Keterangan :
            : Laki-laki
            : Perempuan
            : Klien
            : Tinggal serumah
            : Meninggal

G1 : Kedua orang tua da mertuanya meninggal tanpa di ketahui penyebabnya.
G2 : Belum ada yang meninggal
G3 : Anak pertamanya meninggal karena demam dan anak ketiganya meninggal karena diare.

e)    Pemeriksaan Fisik
1.      Keadaan umum : tampak lemah.
2.      Kesadaran : composmentis.
3.      Tanda-tanda vital :
Tekanan darah       :   110/70 mmHg
Nadi                       :   90 x/menit
Pernafasan             :   20 x/menit
Suhu                       :   36 0C
4.      Berat badan : 48 kg.
5.      Tinggi badan : 153 cm.
6.      Kulit
Inspeksi :
-          Warna kulit sawo matang.
-          Kulit nampak bersih
Palpasi :
-          Kulit terasa lembab.
-          Tidak ada nyeri tekan.
7.      Kepala
Inspeksi :
-          Bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam bercampur uban.
-          Penyebaran rambut merata, rambut mudah rontok.

Palpasi :
-          Rambut mudah rontok.
-          Tidak ada nyeri tekan.
8.      Muka
Inspeksi :
-          Bentuk muka nampak simetris kiri dan kanan.
-          Wajah tidak pucat.
-          Ekspresi wajah nampak meringis.
Palpasi :
-          Tidak ada nyeri tekan.
-          Tidak teraba adanya massa.
9.      Mata
Inspeksi :
-          Nampak simetris kiri dan kanan.
-          Tidak nampak oedema palpebra.
-          Conjungtiva merah muda.
-          Tidak tampak icterus pada sclera.
-          Pupil isokor bila dirangsang cahaya.
Palpasi :
-          Tidak ada nyeri tekan.
-          Tidak ada peningkatan Tekanan Intra Okuler.
10.  Hidung dan sinus
Inspeksi :
-          Tidak ada sekret.
-          Tidak ada perdarahan.
Palpasi :
-          Tidak ada nyeri tekan.
Fungsi : penciuman baik.
11.  Telinga
Inspeksi :
-          Nampak simetris kiri dan kanan.
-          Tidak nampak adanya perdarahan.
-          Tidak ada serumen.
-          Tidak memakai alat bantu.
Palpasi :
-          Tidak ada nyeri tekan.
12.  Mulut dan gigi
Inspeksi :
-          Bibir nampak merah muda.
-          Gigi nampak bersih.
-          Klien memakai gigi palsu.
-          Mulut tidak berbau.
Palpasi :
-          Nampak bersih.
-          Warna merah muda.
-          Kemampuan bicara baik.
-          Fungsi mengecap baik.
-          Fungsi mengunyah baik.
13.  Leher dan tenggorokan
Inspeksi :
-          Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid.
-          Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar limfe.
-          Tidak nampak adanya pembesaran vena jugularis.
Palpasi :
-          Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid.
-          Tidak teraba adanya pembesaran vena jugularis.
-          Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar limfe.
14.  Payudara
Inspeksi :
-          Bentuk simetris kiri dan kanan.
-          Tidak ada perubahan bentuk.
Palpasi :
-          Tidak ada nyeri tekan.
15.  Thorax dan pernafasan
Inspeksi :
-          Bentuk dada simetris kiri dan kanan.
-          Frekuensi pernafasan 20 x/menit.
-          Irama pernafasan teratur.
Palpasi :
-          Tidak ada nyeri tekan.
-          Tidak teraba adanya massa.
-          Ekspansi dada simetris kiri dan kanan.
-          Vokal fremitus getaran seimbang kiri dan kanan.
Perkusi :
-          Terdengar sonor pada paru kanan dan kiri.
-          Batas paru dan jantung ICS ke 3. 4. 5 dada kiri.
Auskultasi :
-          Terdengar suara nafas vesikuler.
-          Ronchi tidak ada.
-          Wheezing tidak ada.
16.  Jantung
Inspeksi :
-          Ictus cordis nampak pada ICS 5 sisi dada kiri.
Palpasi :
-          Ictus cordis teraba pada ICS 5 sisi dada kiri.
Perkusi :
-          Batas jantung linea sternalis kanan.
-          Batas jantung kiri 1 jari lateral kiri.
-          Bunyi perkusi pekak.
Auskultasi :
-          Bunyi jantung I dan II murni.
-          Tidak ada bunyi tambahan.
17.  Abdomen
Inspeksi :
-          Nampak datar ikut gerak nafas.
-          Tidak adanya luka.
-          Warna perut sama dengan sekitarnya.
Palpasi :
-          Nyeri tekan pada perut.
Auskultasi :
-          Peristaltik 8 x/menit.

Perkusi :
-          Terdengar tympani.
18.  Genetalia dan anus
1.)    Genetalia
Inspeksi :
-          Tidak nampak oedema pada genetalia.
-          Tidak ada sekret.
-          Tidak ada perdarahan.
Palpasi :
-          Tidak ada nyeri tekan.
2.)    Anus
Inspeksi :
-          Tidak tampak adanya benjolan.

1 komentar:

  1. Best 5 Casinos in North America - MapYRO
    Casino 부산광역 출장마사지 NameState/territoryPrice1CasinoPhone4.5Gila 밀양 출장안마 River Indian Reservation1 Casino Lake Tahoe, NV1217‑10‑19‑4Caesars 용인 출장샵 Palace Resort161218‑10‑19Sallala Indian CasinoView 53 more 서산 출장샵 rows 김제 출장안마

    BalasHapus