Tugas Keperawatan Maternitas II
STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN CA SERVIKS” dapat diselesaikan dengan baik dan pada waktu yang diharapkan. Kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung terselesainya
makalah ini.
Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan baik dari
segi, terutama literature atau bahan yang kami miliki. Kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Akhir kata, semoga makalah dapat
memberikan dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca khususnya
bagi para perawat yang akan terjun dalam pelayanan kesehatan dan para mahasiswa
keperawatan sebagai bekal dimasa mendatang.
Kendari,
April 2012
KELOMPOK III
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan
masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan
........................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Bronchopneumoni .................................................................................................... 3
B. TB
Paru ........................................................................................................... 6
C. Asma
Bronchial......................................................................................................... 8
BAB
III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ........................................................................................................... 12
B. Diagnosa ........................................................................................................... 26
C. Intervensi ........................................................................................................... 26
D. Penyimpangan
KDM Bronchopneumoni ............................................................... 28
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
........................................................................................................... 29
B. Saran .......................................................................................................... 29
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kanker serviks adalah
keadaan dimana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan kecepatan
pembelahan dan pertumbuhannya. Normalnya, sel mati seimbang dengan jumlah sel
yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami malignasi/keganasan atau
bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan
kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak
semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen (Daniele Gale, 1996).
Beberapa faktor yang
mempengaruhi insiden Ca Cervix adalah : usia, ras, etnik, status sosial
ekonomi, pola seksual, perokok, dan terpajan virus terutama virus HPV. Pada
usia 45-55 merupakan puncak insiden terjadinya Ca cervix. Wanita Amerika asal
Afrika dan asal Hispanik mempunyai angka kejadian yang lebih tinggi dibanding
dengan kelompok masyarakat kulit putih (Causasian). Pada wanita yang aktif
menjalankan aktivitas seksual di waktu muda serta berganti-ganti pasangan
mempunyai resiko yang lebih besar.
Ada dua tipe dalam
pembagian Ca cervix, yaitu : Ca tipe Skuamosa dan Tipe Adenokarsinoma.
Karsinoma Skuamosa insidennya mencapai 80-95% dan sering terjadi pada usia
lanjut. Dan sisanya merupakan insiden dari Adenokarsinoma yang sering terjadi
pada wanita muda dan biasanya Ca ini berkembang menjadi sangat agresif.
Menurut Gale tidak ada
tanda yang spesifik pada kasus Ca ini. Pada kasus ini tidak selalu tampak
tumor, tetapi kadang terjadi perdarahan karena ulserasi pada permukaan cervix.
Adanya perdarahan inilah yang mengharuskan wanita ini datang ke pusat pelayanan
kesehatan, adanya nyeri abdomen dan punggung bawah mungkin dapat menjadikan
petunjuk bahwa penyakit ini telah berkembang dengan sangat cepat.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun permasalahan yang akan kami
angkat berdasarkan latar belakang diatas, yaitu:
1.
Konsep Medis CA Serviks
2.
Konsep Asuhan
Keperawatan CA Serviks
3.
Penyimpangan KDM CA Serviks
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas
adapun tujuan dari makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1.
Agar mahasiswa dapat
mengetahui dan menjelaskan konsep medis CA
Serviks
2.
Agar mahasiswa dapat
mengetahui dan menjelaskan konsep asuhan keperawatan CA Serviks
3.
Agar mahasiswa dapat
mengetahui dan menjelaskan penyimpangan KDM
CA Serviks
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP
MEDIS CA SERVIKS
1.
Definisi
Kanker servik atau kanker
leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks
(bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina) sebagai akibat
dari adanya pertumbuhan yang tidak terkontrol (Winkjosastro, 1999).
Kanker serviks adalah
penyakit akibat dari tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari
adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal
di sekitarnya.
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel
kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan
kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya. Normalnya, sel mati seimbang dengan
jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami
malignasi/keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus
membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau
berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat
karsinogen.
2.
Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas
diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol,
antara lain :
· Umur pertama kali melakukan hubungan
seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan
hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20
tahun dianggap masih terlalu muda.
· Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering
partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat
karsinoma serviks.
· Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan
berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers
serviks ini.
· Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma
atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks.
· Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi
rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan
kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
· Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada
wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non
sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
· Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi
dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan
pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya
erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus
menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
3.
Manifestasi
Klinik
Pada tahap awal terjadinya kanker
serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya timbul gejala berupa
ketidakteraturan siklus haid (irregularitas), amenorrhe, hiperamenorrhe, juga
adanya pengeluaran sekret vagina yang sering atau perdarahan intermenstrual dan
pada post koitus dan latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit
yaitu darah yang keluar berbentuk makoid.
Nyeri
dirasakan dapat menjalar ke ekstremitas bagian bawah dari daerah lumbal. Pada
tahap lanjut gejala yang mungkin dan bisa timbul lebih bervariasi.
Sekret
dari vagina berwarna kuning, berbau, dan terjadinya instansi vagina serta
mukosa vulva. Perdarahan pervagina akan semakin sering terjadi pada nyeri
semakin progresif.
Pada tahap
yang lebih lanjut dapat terjadi komplikasi vistul vesika vagina. Sehingga urine
dan feces dapat keluar melalui vagina. Gejala lain yang dapat terjadi adalah
nausea, muntah, demam, dan anemia.
4.
Patofisiologi
Proses perkembangan kanker serviks
berlangsung lambat, diawali dengan adanya perubahan displasia yang
perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia tidak melibatkan seluruh lapisan
epitel serviks, yang dibagi menjadi displasia ringan, sedang dan berat.
Displasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regresi epitel yang meningkat
misalnya akibat trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan
gangguan keseimbangan hormon. Displasia adalah neoplasma serviks intraepitel
(CIN). Tingkatan adalah CIN 1 (displasia ringan), CIN 2 (displasia sedang), CIN
3 (displasia berat dan insitu).
Dalam jangka
waktu 7 – 10 tahun, perkembangan tersebut menjadi bentuk invasi pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan.
Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, perkembangan tersebut menjadi
bentuk preinvasif, carsinoma insitu yang diawali fase statis dalam waktu 10 –
12 bulan berkembang menjadi bentuk invasi pada stroma serviks dengan adanya
proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan
yang eksofilik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks. Lesi dapat meluas
ke forniks, jaringan pada serviks. Para metrium dan pada akhirnya dapat meluas
ke arah segmen bawah uterus dan cavum uterus. Penyebab kanker ditentukan oleh
stadium dan ukuran tumor, jenis histologik dan ada tidaknya invasi ke pembuluh
darah, anemis, hipertensi dan adanya demam.
5. Pencegahan
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya Ca serviks ini, yaitu :
·
Jaga kesehatan dan daya tahan tubuh dengan cara konsumsi makanan bergizi.
Jalani pola hidup sehat dengan cara makan sayuran, buah dan sereal. Perbanyak
makanan yang mengandung vitamin A, C dan E serta asam folat untuk mengurangi
risiko kanker leher rahim.
·
Hindari hubungan seks di usia dini. Hindari berhubungan badan dengan
banyak partner karena HPV menular melalui hubungan seksual. Hindari berhubungan
sex selama masa haid/menstruasi.
·
Hindari merokok, karena penggunaan tembakau dapat menyebabkan kanker.
·
Rutin melakukan screening berupa pap smear atau IVA untuk deteksi kanker
serviks secara dini.
·
Vaksinasi dapat dilakukan pada perempuan usia 10-55 tahun dengan jadwal
suntikan sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan 0, 1 dan 6. Vaksin HPV akan
meningkatkan daya imun anak sehingga lebih resistan terhadap virus.
6. Pemeriksaan Diagnostik
·
Sitologi/Pap Smear
(Prostatic Acid Phosphate)
Keuntungan, murah dapat
memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat
menentukan dengan tepat lokalisasi.
·
Schillentest
Epitel karsinoma
serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio
diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua,
sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
·
Kolposkopi
Memeriksa dengan
menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan : dapat
melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan : hanya dapat
memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelainan pada skuamosa
columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
·
Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina
(Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali.
·
Biopsi
Dengan biopsi dapat
ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
·
Konisasi
Dengan cara mengangkat
jaringan yang berisi selaput sendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya.
Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan para serviks tidak tampak
kelainan-kelainan yang jelas.
·
Pemeriksaan secara
radiologis (CT Scan dan MRI) untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran lokal
dari ca tersebut.
·
Servikografi.
·
Gineskopi.
·
Pap net/pemeriksaan
terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive.
7. Penanganan
Secara medis
pengobatan kanker serviks dapat dilakukan dengan Pemanasan, diathermy atau
dengan sinar laser bagi yang baru mengalami keabnormalan sel. Jika penyakit
telah sampai pada tahap pra-kanker dan kanker leher rahim telah dapat
diidentifikasi, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
penyembuhannya, antara lain:
·
Operasi, yaitu dengan mengambil
daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.
·
Radioterapi
yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara
internal maupun eksternal.
Ø Terapi
Irradiasi
- Dapat
dipakai untuk semua stadium
- Dapat
dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
- Tidak
menyebabkan kematian seperti operasi
Komplikasi
irradiasi
- Kerentanan
kandung kencing
- Diarrhea
- Perdarahan
rectal
- Fistula
vesico atau rectovaginalis
Operasi
- Operasi
Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II.
- Operasi
schauta, histerektomi vagina yang radikal.
Kombinasi
- Irradiasi
dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai
hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi, odema.
Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering
menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran ke sistem limfe dan
peradaran darah.
Cytostatika
: Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5% dari
karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, dianggap resisten bila
8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.
B.
ASUHAN
KEPERAWATAN CA SERVIKS
Contoh
Kasus CA Serviks :
Ny. B berumur 50 tahun dengan status pernikahan kawin, datang ke RS
dengan keluhan utama nyeri pada perut dan mual, dimana sifat keluhannya hilang timbul. Skala nyeri yang dirasakan yaitu pada skala
4. Mulai timbulnya keluhan ini ditandai
dengan keluar darah dari jalan rahim. Dari riwayat keluarga klien belum ada
yang menderita penyakit ini sebelumnya. Klien tampak lemah dengan tanda-tanda
vitalnya : TD 110/70 mmHg, nadi 90 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36 0C
dan BB 48 kg.
1.
Pengkajian
a) Biodata
Ø Identitas pasien :
Nama : Ny. B
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status
perkawinan : Kawin
Suku : Bugis
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : JL. Budi Utomo
Ø Identitas penanggung :
Nama : Tn. A
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Kawin
Suku : Bugis
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : JL. Budi Utomo
Hubungan
dengan klien : Suami
b)
Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama : Nyeri pada perut dan mual.
b. Riwayat keluhan utama : Mulai timbulnya keluhan ini
ditandai dengan keluar darah dari jalan rahim. Dimana sifat keluhannya hilang
timbul, yang dirasakan pada bagian perut dengan keluhan yang menyertai yaitu muntah
c)
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Klien tidak ada riwayat alergi.
b. Klien tidak merokok.
c. Klien tidak pernah minum-minuman yang beralkohol.
Pola reproduksi :
-
Menarche : 15 tahun
-
Siklus haid : 5 – 7 hari
-
Sifat darah : Encer
-
Warna : Merah tua
-
Dysmenorrhoe : Tidak ada
d)
Riwayat
Kesehatan Keluarga
G3
|
G1
|
G2
|
Keterangan :
: Perempuan
G1 : Kedua orang
tua da mertuanya meninggal tanpa di ketahui penyebabnya.
G2 : Belum ada
yang meninggal
G3 : Anak
pertamanya meninggal karena demam dan anak ketiganya meninggal karena diare.
e)
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : tampak lemah.
2. Kesadaran : composmentis.
3. Tanda-tanda vital :
Tekanan
darah : 110/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Pernafasan : 20
x/menit
Suhu : 36 0C
4. Berat badan : 48 kg.
5. Tinggi badan : 153 cm.
6. Kulit
Inspeksi :
-
Warna kulit
sawo matang.
-
Kulit nampak
bersih
Palpasi :
-
Kulit terasa
lembab.
-
Tidak ada nyeri
tekan.
7. Kepala
Inspeksi :
-
Bentuk kepala
mesochepal, warna rambut hitam bercampur uban.
-
Penyebaran rambut
merata, rambut mudah rontok.
Palpasi :
-
Rambut mudah
rontok.
-
Tidak ada nyeri
tekan.
8. Muka
Inspeksi :
-
Bentuk muka
nampak simetris kiri dan kanan.
-
Wajah tidak
pucat.
-
Ekspresi wajah
nampak meringis.
Palpasi :
-
Tidak ada nyeri
tekan.
-
Tidak teraba
adanya massa.
9. Mata
Inspeksi :
-
Nampak simetris
kiri dan kanan.
-
Tidak nampak
oedema palpebra.
-
Conjungtiva
merah muda.
-
Tidak tampak
icterus pada sclera.
-
Pupil isokor
bila dirangsang cahaya.
Palpasi :
-
Tidak ada nyeri
tekan.
-
Tidak ada
peningkatan Tekanan Intra Okuler.
10. Hidung dan sinus
Inspeksi :
-
Tidak ada
sekret.
-
Tidak ada
perdarahan.
Palpasi :
-
Tidak ada nyeri
tekan.
Fungsi : penciuman baik.
11. Telinga
Inspeksi :
-
Nampak simetris
kiri dan kanan.
-
Tidak nampak
adanya perdarahan.
-
Tidak ada
serumen.
-
Tidak memakai
alat bantu.
Palpasi :
-
Tidak ada nyeri
tekan.
12. Mulut dan gigi
Inspeksi :
-
Bibir nampak
merah muda.
-
Gigi nampak
bersih.
-
Klien memakai
gigi palsu.
-
Mulut tidak
berbau.
Palpasi :
-
Nampak bersih.
-
Warna merah
muda.
-
Kemampuan
bicara baik.
-
Fungsi mengecap
baik.
-
Fungsi
mengunyah baik.
13. Leher dan tenggorokan
Inspeksi :
-
Tidak nampak
adanya pembesaran kelenjar tyroid.
-
Tidak nampak
adanya pembesaran kelenjar limfe.
-
Tidak nampak
adanya pembesaran vena jugularis.
Palpasi :
-
Tidak teraba
adanya pembesaran kelenjar tyroid.
-
Tidak teraba
adanya pembesaran vena jugularis.
-
Tidak teraba
adanya pembesaran kelenjar limfe.
14. Payudara
Inspeksi :
-
Bentuk simetris
kiri dan kanan.
-
Tidak ada
perubahan bentuk.
Palpasi :
-
Tidak ada nyeri
tekan.
15. Thorax dan pernafasan
Inspeksi :
-
Bentuk dada
simetris kiri dan kanan.
-
Frekuensi
pernafasan 20 x/menit.
-
Irama
pernafasan teratur.
Palpasi :
-
Tidak ada nyeri
tekan.
-
Tidak teraba
adanya massa.
-
Ekspansi dada
simetris kiri dan kanan.
-
Vokal fremitus
getaran seimbang kiri dan kanan.
Perkusi :
-
Terdengar sonor
pada paru kanan dan kiri.
-
Batas paru dan
jantung ICS ke 3. 4. 5 dada kiri.
Auskultasi :
-
Terdengar suara
nafas vesikuler.
-
Ronchi tidak
ada.
-
Wheezing tidak
ada.
16. Jantung
Inspeksi :
-
Ictus cordis
nampak pada ICS 5 sisi dada kiri.
Palpasi :
-
Ictus cordis
teraba pada ICS 5 sisi dada kiri.
Perkusi :
-
Batas jantung
linea sternalis kanan.
-
Batas jantung
kiri 1 jari lateral kiri.
-
Bunyi perkusi
pekak.
Auskultasi :
-
Bunyi jantung I
dan II murni.
-
Tidak ada bunyi
tambahan.
17. Abdomen
Inspeksi :
-
Nampak datar
ikut gerak nafas.
-
Tidak adanya
luka.
-
Warna perut
sama dengan sekitarnya.
Palpasi :
-
Nyeri tekan
pada perut.
Auskultasi :
-
Peristaltik 8
x/menit.
Perkusi :
-
Terdengar
tympani.
18. Genetalia dan anus
1.) Genetalia
Inspeksi :
-
Tidak nampak
oedema pada genetalia.
-
Tidak ada
sekret.
-
Tidak ada
perdarahan.
Palpasi :
-
Tidak ada nyeri
tekan.
2.) Anus
Inspeksi :
-
Tidak tampak
adanya benjolan.
Best 5 Casinos in North America - MapYRO
BalasHapusCasino 부산광역 출장마사지 NameState/territoryPrice1CasinoPhone4.5Gila 밀양 출장안마 River Indian Reservation1 Casino Lake Tahoe, NV1217‑10‑19‑4Caesars 용인 출장샵 Palace Resort161218‑10‑19Sallala Indian CasinoView 53 more 서산 출장샵 rows 김제 출장안마